Nama : Hanifah
Febrilla
NPM : 14214761
Kelas
: 1EA28
Ilmu Budaya Dasar
1.
Perbedaan antara Budaya Nasional dan Budaya
Internasional
·
Budaya Nasional adalah gabungan dari budaya
daerah yang ada di Negara tersebut. Itu dimaksudkan budaya daerah yang
mengalami asimilasi dan akulturasi dengan dareah lain di suatu Negara akan
terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari Negara tersebut.
Contohnya Pancasila sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan
yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh
pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan
Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya
tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan
“bhineka tunggal ika”.
·
Budaya Internasional adalah bentuk perubahan
budaya yang dilandasi oleh perubahan dan perkembangan zaman yang mempengaruhi
budaya lokal yang dinamakan faktor globalisasi. Globalisasi adalah suatu proses
tatanan masyarakat yang tidak mengenal batas wilayah dan menghubungkan antara
masyarakat di suatu negara dengan masyarakat di negara lain di seluruh dunia. Faktor globalisasi meliputi integrasi
internasional yang terjdi karna pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran,
dan aspek-aspek kebudayaan lainnya.
2. Cara Melestarikan Budaya Indonesia agar tidak punah
a.
culture experience
culture experience adalah pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung. seperti contoh masyarakat dianjurkan mempelajari tarian daerah dengan baik. agar dalam setiap tahunnya tarian ini dapat di tampilkan dan diperkenalkan pada khalayak dengan demikian selain dapat melestarikan budaya kita juga dapat meemperkenalkan kebudayaan kita pada orang banyak.
culture experience adalah pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung. seperti contoh masyarakat dianjurkan mempelajari tarian daerah dengan baik. agar dalam setiap tahunnya tarian ini dapat di tampilkan dan diperkenalkan pada khalayak dengan demikian selain dapat melestarikan budaya kita juga dapat meemperkenalkan kebudayaan kita pada orang banyak.
b.
culture knowledge
culture knowladge merupakan pelestarian budaya dengan cara membuat pusat informasi kebudayaan. sehingga mempermudah seseorang untuk mencari tahu tentang kebudayaan. selain itu cara ini dapat menjadi sarana edukasi bagi para pelajar dan dapat pula menjadi sarana wisata bagi para wisatawan yang ingin mencari tahu serta ingin berkunjung ke indonesia dengan mendapatkan informasi dari pusat informasi kebudayaan tersebut.
selain 2 hal tersebut kita juga dapat melestarikan kebudayaan dengan cara sederhana berikut:
a. meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya lokal.
b. lebih mendorong kita untuk memaksimalkan potensi budaya lokal beserta pemberdayaan dan pelestariannya.
c. berusaha menghidupkan kemballi semangat toleransi kekeluargaan, keramah-tamahan dan solidaritas yang tinggi.
d. selalu mempertahankan budaya indonesia agar tidak punah.
e. mengusahakan agar semua orang mampu mengelola keanekaragaman budaya lokal. oleh sebab itu kita sebagai warga indonesia sudah seharusnya berbangga dengan jutaan keindahan alam serta keanekaragaman budaya yang kita miliki. dan sudah sepatutnya kita melestarikan kebudayaan ini agar terus berkembang dan dapat di perkenalkan kepada seluruh dunia agar tidak ada peng-klaiman dari negara asing yang mengakui kebudayaan indonesia sebagai kebudayaannya.
culture knowladge merupakan pelestarian budaya dengan cara membuat pusat informasi kebudayaan. sehingga mempermudah seseorang untuk mencari tahu tentang kebudayaan. selain itu cara ini dapat menjadi sarana edukasi bagi para pelajar dan dapat pula menjadi sarana wisata bagi para wisatawan yang ingin mencari tahu serta ingin berkunjung ke indonesia dengan mendapatkan informasi dari pusat informasi kebudayaan tersebut.
selain 2 hal tersebut kita juga dapat melestarikan kebudayaan dengan cara sederhana berikut:
a. meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya lokal.
b. lebih mendorong kita untuk memaksimalkan potensi budaya lokal beserta pemberdayaan dan pelestariannya.
c. berusaha menghidupkan kemballi semangat toleransi kekeluargaan, keramah-tamahan dan solidaritas yang tinggi.
d. selalu mempertahankan budaya indonesia agar tidak punah.
e. mengusahakan agar semua orang mampu mengelola keanekaragaman budaya lokal. oleh sebab itu kita sebagai warga indonesia sudah seharusnya berbangga dengan jutaan keindahan alam serta keanekaragaman budaya yang kita miliki. dan sudah sepatutnya kita melestarikan kebudayaan ini agar terus berkembang dan dapat di perkenalkan kepada seluruh dunia agar tidak ada peng-klaiman dari negara asing yang mengakui kebudayaan indonesia sebagai kebudayaannya.
1.
Keunggulan
serta keindahan pulau Dewata Bali dan Budaya yang terdapat di Bali
Bali merupakan tempat
tujuan wisata yang populer di Indonesia. Bali sangat terkenal dengan keindahan
pantai pantainya. Akan tetapi bukan hanya itu saja, Pulau Bali masih menyimpan
berbagai tempat wisata menarik yang walau tidak seramai pantai kuta tetapi
memiliki keindahan yang tetap mengagumkan. Banyak wisatawan yang kadang tidak
tahu tempat-tempat tersebut. Hal ini dikarenakan kalah pamor dengan
tempat-tempat wisata lain yang telah terlebih dahulu terkenal.
Namun dari sisi yang
berbeda mengapa bali tetap menjadi tujuan wisata populer bagi wisatawan seluruh
dunia adalah faktor ekonomis, ditambah pemandangan alam yang menakjubkan dan
masih banyak lagi.
Berikut adalah
alasan-alasan para wisatawan menjadikan bali sebagai tujuan wisata menurut
kutipan sebuah perusahaan perjalanan Expedia and Escape Travel.
·
Penduduk Yang Ramah
Bali adalah rumah bagi
penduduk yang paling ramah di dunia, dimana para turis dan wisatawan selalu disambut
dengan hangat dalam senyuman. Para wisatawa merasa nyaman apabila kondisi
masyarakat tempat nya berwisata seperti ini.
·
Kaya Warisan Budaya
Dibali terdapat
masyarakat yang kaya akan cara hidup tradisional dan spiritual. Ada 20.000
lebih candi di pulau bali yang menjadi bagian kehidupan spiritual sehari-hari
masyarakat bali. Festival-festival budaya dan upacara-upacara keagamaan yang
penuh warna dengan tari-tarian dan musik rutin dilakukan.
·
Keindahan Alam
Bali dengan segala
pesona keindahan alam nya, pegunungan, danau, gua suci, hutan tropis dan pantai
yang dramatis merupakan favorit wisatawan.
·
Berburu Air Terjun
Air Terjun Gitgit yang
terletak di sebelah selatan kota singaraja, sekitar 70km dari kota Denpasar.
Dengan luas kurang lebih 40 meter air terjun Gitgit dengan kolam nya yang
eksotis, selain indah air terjun ini juga memiliki cerita-cerita unik menurut
penduduk lokal. Masih banyak lagi air terjun di bali untuk dieksplorasi
wisatawan.
- Berbelanja
adalah surga untuk berbelanja, pasar di Kuta,
Ubud dan Sukawati dengan segala begitu banyak kios yang menjual segala macam
pernak-pernik.
·
Ekonomis
Bali adalah tujuan
wisata yang Ekonomis dimana segala nya terjangkau mulai dari penerbangan dan
paket perjalanan yang tersedia. Biaya makanan, belanja dan segala biaya untuk
hidup di Bali cukup murah.
·
Petualangan
Bali menyajikan segala
macam pengalaman wisata petualangan alam dari wahana air waterboom, arung
jeram, outbound di gunung Kintamani memberikan pengalaman luar biasa bagi
wisatawan dari segala usia.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Ritual
upacara menjelangTahun Baru Saka | Foto dari: ruanghati.com
Tatanan sosial di Bali dibangun atas
pembagian strata sosial yang dibagi ke dalam:
1.
Brahma, merupakan strata tertinggi yang diisi oleh para rohaniawan.
2.
Ksatria, merupakan strata yang diisi oleh para bangsawan dan pejabat kerajaan
3.
Waisya, merupakan strata yang diisi oleh para prajurit dan pedagang
4.
Sudra, strata untuk masyarakat biasa.
Meski bergelut dengan hantaman arus
globalisasi yang dibawa bersamaan dengan para turis dan pedagang asing, serta
derasnya informasi dan teknologi yang masuk, kebudayaan khas yang telah lama
mengakar tetap kokoh sebagai ciri khas mereka.
Nama masing-masing individu dapat
dilihat sebagai penunjuk strata sosial sekaligus eksistensi budaya yang ada di
Bali, misal: Ida Bagus atau Ida Ayu merupakan nama yang dipakai oleh para
Brahmana. Anak Agung Cokorda atau Dewa merupakan nama yang digunakan oleh para
Ksatria. I Gusti merupakan nama yang digunakan bagi para Waisya, dan Wayan,
Made, Nyoman, Ketut digunakan oleh para Sudra.
1. Upacara Kelahiran (Jatakarma
Samskara)
Berbagai upacara dimulai sejak hari
sebelum kelahiran. Misalnya, terdapat serangkaian larangan bagi ibu yang
sedang hamil, yakni: tidak boleh makan makanan yang berdarah segar, hukumnya
tidak boleh seperti ketika seorang wanita yang sedang menstruasi memasuki kuil;
ibu yang sedang hamil tidak diperbolehkan untuk memakan daging kerbau atau
babi; tidak boleh melihat orang yang terluka atau darah apalagi melihat orang
yang meninggal; dan harus diam di rumah dengan upacara penyucian yang
memungkinkan kelahirannya berjalan normal.
Bapak dari sang bayi diharapkan
untuk hadir pada saat hari kelahiran sang bayi dan menemani sang istri. Ketika
sang bayi lahir, sang bapak harus memotong ari-ari dengan menggunakan pisau
bambu, lalu dimasukkan ke dalam kantung, dan kemudian dilingkarkan di leher
sang bayi di kemudian hari.
Pada hari ke 21 setelah kelahiran
sang bayi, menurut kalender Bali, sang bayi akan dipakaikan pakaian, seperti;
gelang dari emas atau perak sesuai dengan sistem sosial yang ada. Ukuran
kedewasaan bagi wanita ditentukan dari waktu pertama kali mengalami menstruasi
dan kesiapan untuk menikah
Upacara kelahiran dan pubertas hanya
merupakan pembuka dari serangkaian upacara dan perayaan yang menemani
perjalanan setiap kegiatan keseharian masyarakat Bali, dari makan sampai
menjelang tidur, dari berjalan sampai dengan bertutur kata.
2. Upacara Potong Gigi (Mepandes)
Di antara upacara transisi yang
dijalankan oleh masyarakat Bali yaitu upacara potong gigi atau disebut juga mepandes,
yaitu mengikis gigi bagian atas yang berbentuk taring. Tujuan upacara ini
adalah untuk mengurangi sifat buruk (sad ripu). Upacara potong gigi
dilaksanakan oleh Pandita/Pinandita dan dibantu oleh seorang sangging
(sebagai pelaksana langsung).
3. Upacara Perkawinan (Pawiwahan)
Upacara transisi penting lainnya
adalah pernikahan yang dalam bahasa Bali disebut Pawiwahan. Pawiwahan
merupakan upacara persaksian ke hadapan Sang Hyang Widi dan kepada masyarakat
bahwa kedua orang yang bersangkutan telah mengikatkan diri sebagai suami-istri.
4. Upacara Kematian (Ngaben)
Upacara kematian yang dilakukan
dengan cara kremasi merupakan upacara yang spektakuler dan dramatis karena
merupakan rangkaian akhir dari roda kehidupan manusia di bumi. Menurut ajaran
Hindu, roh bersifat immortal (abadi) dan setelah bersemayam dalam jasad
manusia, akan bereinkarnasi, tapi sebelum bereinkarnasi, roh akan melewati
sebuah fase di nirwana dan akan disucikan; dan sesuai dengan catatan kehidupan
seseorang di bumi (karma) maka roh akan dikirim ke kasta rendah atau
tinggi, dan kremasi merupakan proses penyucian roh dari dosa-dosa yang telah
lalu.
Secara filosofis, di Bali ada
beberapa sarana utama yang dipakai dalam upacara kematian (ngaben),
sesuai naskah Yama Purwwa Tattwa, di antaranya; pisang jati sebagai warna, asep
sebagai mata, nasi angkeb sebagai mulut, bubur pirata sebagai
suara, dukut lepas sebagai dubur, cawan sebagai dahi, daun kayu sugih
sebagai hidung, kusa sebagai bulu mata, jawa sebagai alis, pili-pili
sebagai ulu hati, panjang ilang sebagai lidah, ending sebagai
bibir, don rotan sebagai punggung, asep sebagai gusi, pengawak
sebagai tulang belakang, tebu sebagai lengan, cendana sebagai tulang
kelingking, rempah-rempah sebagai inti atau sebagai atma. Panyugjug
sebagai jalan, panyugjug mameri sebagai penuntun yang paling depan, baju
(wastra) sebagai kulit, kain wangsul sebagai telapak kaki,
topi sebagai lutut, ganjang/ganjaran berisi uang sebagai tulang lutut, sangku
sebagai kantung kemih, kipas sebagai nafas, kotak sebagal daging, tiga sampir
sebagai urat, dan gagadhing, emba-embanan sebagai kepala.
Oleh karena itu, masyarakat Bali
tidak menganggap kematian sebagai akhir dari segala-galanya namun merupakan
sebuah fase kehidupan baru. Oleh karenanya sering mengucapkan pesan seperti
yang tercantum dalam Bhagavadgita yaitu, “the end of birth is death, the end
of death is birth” yang berarti akhir dari keidupan adalah kematian dan
awal dari kematian adalah kehidupan.
5. Kesenian
Musik, Tarian, dan Patung merupakan
tiga bidang kesenian yang menjadi pusat konsentrasi eksplorasi kreatifitas seni
masyarakat di Bali.
6. Musik
Dalam hal seni musik, suara gamelan
hampir berdengung di seantero tanah Bali; di pura, alun-alun, istana, dsb. Alat
musik tersebut ditemani oleh kelengkapan instrumen musik lainnya seperti: gong,
ceng-ceng, saron, gambang, dll. Komposisi instrumen tersebut dapat berubah
sesuai dengan wilayah dan peruntukan pertunjukkan yang digelar.
6. Tarian
Selain seni musik, tarian-tarian
khas Bali merupakan pertunjukkan seni yang menarik perhatian. Terdapat berbagai
jenis tarian dengan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan peruntukannya
semisal: untuk upacara keagamaan, pertunjukkan drama atau musikal, upacara
peperangan, dan masih banyak lagi.
Di antara tarian tersebut yang
paling terkenal adalah tari Legong Keraton. Kata Legong berasal dari kata “leg”
yang artinya luwes atau elastis dan kemudian diartikan sebagai gerakan lemah
gemulai (tari). Selanjutnya kata tersebut dikombinasikan dengan kata “gong”
yang artinya gamelan, sehingga menjadi “Legong” yang mengandung arti
gerakan yang sangat terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang
mengiringinya. Adakalanya tarian ini dibawakan oleh dua orang gadis atau lebih
dengan menampilkan tokoh Condong sebagai pembukaan dimulainya tari Legong ini,
tetapi ada kalanya pula tari Legong ini dibawakan satu atau dua pasang penari
tanpa menampilkan tokoh Condong lebih dahulu. Ciri khas tari Legong ini adalah
pemakaian kipas para penarinya kecuali Condong.
Tari Jauk
Gamelan yang dipakai mengiringi tari
Legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. Lakon yang biasa dipakai dalam
Legong ini kebanyakan bersumber pada:
·
cerita Malat khususnya kisah Prabu Lasem,
·
cerita Kuntir dan Jobog (kisah Subali Sugriwa),
·
Legod Bawa (kisah Brahma Wisnu tatkala mencari ujung dan pangkal Lingganya
Siwa),
·
Kuntul (kisah burung),
·
Sudarsana (semacam Calonarang),
·
Palayon,
·
Chandrakanta dan lain sebagainya.
Beberapa daerah mempunyai Legong
yang khas, misalnya:
·
Didesa Tista (Tabanan) terdapat jenis Legong yang lain, dinamakan Andir
(Nandir).
·
Di pura Pajegan Agung (Ketewel) terdapat juga tari Legong yang memakai topeng
dinamakan
Sanghyang Legong atau Topeng Legong.
Selain tari Legong Keraton, tarian
lainnya yang tak kalah terkenal adalah tari Kecak, juga tari Pendet yang pada
tahun 2009 ini menjadi sorotan media dalam dan luar negeri terkait dengan
pengklaiman tari Pendet sebagai warisan budaya negeri Jiran, negeri tetangga
Indonesia yang sedang memulai pembangunan jati diri bangsanya.
7. Keyakinan
Keyakinan masyarakat Bali atau Hindu
Bali merupakan fenomena kompleks yang dibangun dari berbagai aspek; Hindu Siwa
dan Budha serta berpadu dengan tradisileluhur dan alam. Dalam beberapa upacara
adat dan ritual keagamaan terdapat perbedaan dari satu wilayah dengan wilayah
lain.
Dalam keyakinan masyarakat Bali,
gunung Mahameru/ Meru mempunyai kedudukan yang istimewa di hati mereka.
Mahameru menggambarkan titik penting atau sebagai Rama (Bapak) dari
kehidupan; darisanalah para Dewa mengatur kehidupan. Di pulau Bali, gunung
sebagai kosmos merupakan sesuatu yang dominan dalam keyakinan dan arsitektur.
Bagian penting dari ritual keagamaan dalam masyarakat Bali adalah upacara yang
dilakukan di gunung tertinggi di Bali yaitu gunung Agung yang dianggap sebagai
‘puser bumi’, dimana di kaki gunung Agung tersebut terdapat Pura Besakih.
Di Pura Besakih, selain perayaan dan
upacara tahunan yang diatur oleh kalender keagamaan, ada juga upacara besar
untuk penyucian alam semesta yang disebut Eka Dasa Rudra, yang digelar setiap
100 tahun sekali.
Di abad 20 yang lalu tepatnya di
tahun 1963, gunung Agung meletus setelah bangun dari tidur selama beberaba abad
dan merenggut kurang lebih 1200 orang serta menghancurkan banyak desa.Masyarakat
Bali melihat tragedi tersebut sebagai sebuah simbol kemarahan dari para Dewa
dan oleh karenanya upacara tersebut kembali digelar pada tahun 1979 atau 1900
berdasarkan perhitungan Saka.
Simbolisasi dari kosmologi gunungan
dapat dilihat pada struktur arsitektur Candi Bentar atau karakteristik gerbang
yang membentuk sebuah menara yang berlekuk menyerupai dua bagian piramida yang
terpisah menjadi dua, yang menggambarkan dua bagian gunung keramat, satu bagian
gunung Agung dan satu bagian gunung Batur. Simbol umum lainnya adalah meru;
ratusan pagoda yang berdiri di tempat-tempat suci, dan di pelataran candi
dibangun pada lapisan batu yang memiliki serangkaian bentuk atap yang
menyerupai piramida yang ditutup oleh daun palem hitam dengan jumlah sebelas (jumlah
yang ditetapkan berdasarkan keyakinan Hindu terkait dengan tatanan alam
semesta).
Keyakinan, upacara, dan perayaan
keagamaan membimbing kehidupan masyarakat Bali sejak dilahirkan dan membentuk
paduan dalam kehidupan berkeluarga dan sosial. Peraturan agama menentukan tata
ruang desa, bentuk candi, struktur rumah, dan sederet hak dan tanggung jawab di
desa. Dalam pandangan kalender keagamaan, hari libur, perayaan dan sistem
ditetapkan.
-Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia
http://www.lagingetop.com/travel/2014/03/26/221/alasan-wisatawan-memilih-bali-sebagai-tujuan-wisata
http://www.wacananusantara.org/mengenal-budaya-bali-lebih-dekat/
-Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia
http://www.lagingetop.com/travel/2014/03/26/221/alasan-wisatawan-memilih-bali-sebagai-tujuan-wisata
http://www.wacananusantara.org/mengenal-budaya-bali-lebih-dekat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar